DAMNIATION SUSPENDER FERTILITY
Monday, 19 September 2011 @ 09:45
![]() Mawar putihku aku rindu akan engkau dimanakah dikau saat aku dihimpit belenggu pahit memahiti manisku seolah diratah hingga tiada bernyawa aku seakan mayat hidup di muka duniawi aku berasa sawit umpama merpati ditembak sang senapang gajah koyak rabak tubuhku di ratah kacang besi berpandu itu terkulai kau tiada bernyawa sejuk membeku merangkumi sekujur tubuh lusuh pasuhku aku hanya menunggu saat di penghujung nadi siromaku dimanakah dikau mawar putihku? disaat aku mahu pergi jauh dari mata kasar manusiawi dikau tiada di pandangan marta akhirku ini kelopakku berkerdip merintih hari demi hari hina sangtkah aku di jiwa engkau? benci akan aku kah engkau? dendam akan akukah engkau? aku terpelusok sadai di tepian pepohonan pepohon yang seakan merimbun dedaun yang menua reranting yang berpatah kicah berbelah kulit keras yang kian diumpil umpil usia tua tanah jajahan yang seakan kekontangan rekahan demi rekahan terukir setiap sudut itu tiada langsung serumpun cilindeon yg menghijau apatah lagi bebunga yang sendiri mekar mewangi yang sekian mewarnai pemandangan lalu juga dihiasi kepulan hitam yang seakan berat rintik-rintik merintik menitik jatuh menyucuk kujur tubuh batuku aku tersadai dibasahan tiada mayanya rintik yang merintik seumpama rintihan yang lara seolah tiada rasa-rona-rosanya disitu persemadian perasaan luhur jiwa promisia aku lemparkan akanku nanti kau di ruangan kedua jika tidak di dimensi yang pertama sampai nanti akan ku amati detik untuk kau mekar kembali bersamaku... olahan si sawit, AmirulKamarul Labels: se-sa-wit-nya |